PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fosfor merupakan bahan makanan utama
yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor
di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam
bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik
meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut
pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10%
sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang
penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu
organisme (Hutagalung et al, 1997).
Di perairan, unsur fosfor tidak
ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalamm bentuk senyawa
anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang
berupa partikulat. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada
kondisi aerob, besifat tidak larut, dan mengendap pada sediment sehingga tidak
dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mills, 1996).
Karena begitu pentingnya unsur fosfor
dalam kehidupan, maka makalah ini dibuat untuk membahas unsur fosfor secara
mendetail.
B. Tujuan
1.
Mendeskripsikan sejarah unsur fosfor
2.
Menjelaskan keberadaan unsur fosfor
3.
Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia unsur fosfor
4.
Menjelaskan pembuatan/teknik ekstaraksi dari unsur fosfor
5.
Menjelaskan kegunaan dan kerugian unsur fosfor
6.
Mengetahui senyawa-senyawa yang paling umum dengan unsur fosfor
C. Rumusan Permasalahan
1.
Bagaimana sejarah tentang unsur fosfor?
2.
Bagaimanakah keberadaan unsur fosfor?
3.
Bagaimanakah sifat fisika dan sifat kimia dari unsur fosfor?
4.
Bagaimanakah pembuatan/teknik ekstraksi dari unsur fosfor?
5.
Apa sajakah kegunaan dan kerugian dari unsur fosfor?
6.
Apa saja senyawa-senyawa yang paling umum dengan unsur fosfor?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah
Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada
tahun 1669 di Hamburg,Jerman. Ia menemukan unsur ini dengan cara
'menyuling' air urin melalui proses penguapan
dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, dia baru menemukan unsur yang dia inginkan.
Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu phosphoros yang berarti 'pembawa
terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow-in-the dark).
B. Keberadaan Unsur
Fosfor
Di perairan unsur fosfor tidak
ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa
anorganik yang terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang
berupa partikulat. Senyawa fosfor membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada
kondisi aerob, bersifat tidak larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak
dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003).
Fosfor merupakan bahan makanan utama
yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor
di dalam air laut, berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam
bentuk senyawa organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya,
nukloeprotein dan fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik
meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut
pada umumnya berada dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4),
dimana 10% sebagai ion fosfat dan 90% dalam bentuk HPO42-.
Fosfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu
proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung et al, 1997).
Sumber fosfat diperairan laut pada
wilayah pesisir dan paparan benua adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan
sampah maupun sumber fosfat daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara
sungai lebih besar dari sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai
menjadi senyawa ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-,
HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi
oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan.
Senyawa fosfat dalam perairan berasal
dari sumber alami seperti erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan
tumbuhan, dan dari laut sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan
menyebabkan terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya
dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk
pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter (Hutagalung et al, 1997).
Fosfat dalam air laut berbentuk ion
fosfat. Ion fosfat dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam
tumbuhan (bentuk ATP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat
berlangsung terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4)
adalah bentuk fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat.
Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh proses biologi
dan fisik. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses
fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan
pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm
ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi.
Mungkin hal ini tidak akan terjadi di
laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang
kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P. Di
laut dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di musim dingin hampir semua P
adalah inorganik. Variasi di perairan pantai terjadi karena proses upwelling
dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang terjadi dipermukaan pada musim
dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di air dangkal. Setelah musim dingin
dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat berkurang.Fosfor berperan dalam
transfer energi di dalam sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine
Triphospate) dan ADP (Adenosine Diphosphate).
Ortofosfat yang merupakan produk
ionisasi dari asam ortofosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di
perairan . Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis
membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber
fosfat. Setelah masuk kedalam tumbuhan, misalnya fitoplankton, fosfat anorganik
mengalami perubahan menjadi organofosfat. Fosfat yang berikatan dengan ferri
[Fe2(PO4)3] bersifat tidak larut dan mengendap
didasar perairan. Pada saat terjadi kondisi anaerob, ion besi valensi tiga
(ferri) ini mengalami reduksi menjadi ion besi valensi dua (ferro) yang
bersifat larut dan melepaskan fosfat keperairan, sehingga meningkatkan
keberadaan fosfat diperairan (Effendi 2003).
Studi tentang sirkulasi fosfor di
lingkungan perairan laut merupakan perhatian di berbagai bidang ilmu bidang
ilmu. Dengan menggunakan 32P para peneliti menghasilkan kesimpulan umum bahwa
bahwa konsentrasi fosfor akan berubah karena fosfor merupakan salah satu zat
yang digunakan oleh fitoplankton dalam proses metabolisme. Damanhuri (1997)
menyatakan bahwa kadar fosfat akan semakin tinggi dengan menurnya kedalaman.
Konsentrasi fosfat relatif konstan pada perairan dalam biasanya terjadi pengendapan
sehingga nutrien meningkat seiring dengan waktu karena proses oksidasi f dan
bahan organik. Adanya proses run off yang berasal dari daratan akan mensuplai
kadar fosfat pada lapisan permukaan, tetapi ini tidak terlalu besar. Penambahan
terbesar dari lapisan dalam melalui proses kenaikan masa air.
Fosfor muncul pada bagian yang
beragam di dalam lingkungan bahari, beberapa muncul dalam bentuk susunan
organik seperti protein dan gula, beberapa juga muncul dalam bentuk kalsium
organik dan sebagian dalam bentuk inorganik dan partikel besi fosfat, lalu juga
dalam bentuk fosfat terlarut, walaupun fosfor muncul dalam konsentrasi dibawah
nitrogen, tapi pada kenyataanya fosfor dapat dengan mudah di buat atau tersedia
di dalam atau tersedia di dalam zona penetrasi cahaya yang mencegah fosfor
menjadi faktor pembatas di dalam produktifitas bahari.
Diperairan, bentuk unsur fosfor
berubah secara terus menerus akibat proses dekomposisi dan sintesis antara
bentuk organik, dan bentuk anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Semua
polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini bergantung
pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi ortofosfat
berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya nilai pH.
Perubahan polifosfat menjadi ortofosfat pada air limbah yang mengandung banyak
bakteri lebih cepat dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air bersih.
Keberadaan fosfor diperairan alami
biasanya relative kecil, dengan kaar yang lebih sedikit dari pada kadar
nitrogen. Fosfor tidak bersifat toksik bagi manusia, hewan, dan ikan.
Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen
dapat menstimulir ledakan pertumbuhan algae di perairan (algae bloom). Algae
yang berlimpah ini dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjutnya
dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya mathari sehingga kurang
menguntungkan bagi ekosistem perairan. Pada saat perairan cukup mengandung
fosfor, algae mengakumulasi fosfor di dalam sel melebihi kebutuhannya. Fenomena
yang demikian dikenal istilah konsumsi berlebih (luxury consumption). Kelebihan
fosfor yang diserap akan dimanfaatkan pada saat perairan mengalami defisiensi
fosfor, sehingga algae masih dapat hidup untuk beberapa waktuselama periode
kekeurangan pasokan fosfor (Effendi 2003)
Berdasarkan kadar fosfat total,
perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan
rendah yang memiliki kadar fosfat total berkisar antara 0 – 0.02 mg/liter;
perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar fosfat 0.021 – 0.05
mg/liter; dan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, memiliki kadar fosfat
total 0.051 – 0.1 mg/liter (Effendi, 2003)
Pehitungan persen pada beragam bentuk
fosfat di H2O, NaCl, air laut, seperti sebuah fungsi pada pH. Di
laut dalam ion fosfat bentuknya lebih penting (50% pada P= 1000 bar atau 10.000
m ). H2PO4- bebas adalah lebih besar dengan persentase
49%, MgPO4-, 46%, dan 5% CaHPO4.
Sementara PO43- 27% seperti MgPO4-
dan 73% seperti CaPO4.
C. Sifat Fisika dan
Kimia Unsur Fosfor
a.
Sifat Fisika Unsur Fosfor
1.)
Warna : tidak berwarna/merah/putih
2.)
Wujud : padat
3.)
Titik didih : 550 K (2770C)
4.)
Titik leleh : 317,3 K (44,20C)
5.)
Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3
Massa jenis (fosfor putih)
: 1,823 g/cm3
Massa jenis (fosfor
hitam) : 2,609 g/cm3
6.)
Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8 kj/mol
7.)
Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki bau yang
tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan
8.)
Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar benzena
9.)
Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut.
b.
Sifat Kimia Unsur Fosfor
1.)
Fosfor putih bersifat sangat reaktif, memancarkan cahaya, mudah terbakar di udara,
beracun. Fosfor putih digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam fosfat di
industri.
2.)
Fosfor merah bersifat tidak reaktif, kurang beracun. Fosfor merah digunakan
sebagai bahan campuran pembuatan pasir halus dan bidang gesek korek api.
D. Pembuatan/Teknik
Ekstraksi
Pembuatan Fosfor
Fosfor diperoleh melalui reaksi
batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran listrik. Fosfor
didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
2Ca3(PO4)2 +
6SiO2 + 10C P4
+ 6CaSiO3 + 10CO
Reaksi Pada Fosfor
1.) Asam Fosfat :
Asam fosfat merupakan cairan kental
tidak berwarna dan mudah larut dalam air.
asam fosfat dapat diperoleh dari reaksi antara fosfor putih dengan oksigen
kemudian tambahkan air. berikut reaksinya:
Selain dengan cara ini asam fosfat
dapat diperoleh dari batu fosfat yang direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Selain itu, Asam fosfat dengan batu
gamping akan membentuk dikalsium fosfat yang merupakan bahan dasar pasta gigi
dan makanan ternak.
Reaksi sederhananya sebagai berikut:
Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium fosfat)
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan 3 produk dengan fungsi berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :
H3PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.
1. Sodium tripoly phosphate -----> sebagai bahan detergent
2. Sodium triotho phosphate -----> pelembut air
3. Tetra sodium pyro phosphate ------> industri keramik.
Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium fosfat)
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan 3 produk dengan fungsi berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :
H3PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.
1. Sodium tripoly phosphate -----> sebagai bahan detergent
2. Sodium triotho phosphate -----> pelembut air
3. Tetra sodium pyro phosphate ------> industri keramik.
2.) Fosforil Halida
Adalah X3PO, dimana X mungkin F, Cl atau
Br. Salah satu yang terpenting adalah Cl3PO, dapat diperoleh dengan
reaksi :
2PCl3 + O2
2Cl3PO
P4O10 + 6PCl5
10Cl3PO
3.) Trimetilfosfit
Mudah menjalankan isomerisasi spontan menjadi
dimetilester dari asam metilfosfonat :
P(OCH3)3
CH3PO(OCH3)2
Fosfor merupakan elemen
penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam
bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang
vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di
alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat
terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan
fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan
dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di
darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Herbivora mendapatkan fosfat
dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora
yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.
Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan
fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan.
Daur fosfor tidak akan seribet
daur nitrogen yang diposting sebelumnya. Fosfor sangat penting bagi kehidupan.
Sebagai fosfat, merupakan komponen DNA, RNA, ATP, dan juga fosfolipid yang
membentuk semua membran sel. Melihat hubungan antara fosfor dan kehidupan,
fosfor adalah unsur yang secara historis pertama kali diisolasi dari urin
manusia, dan tulang abu merupakan sumber fosfat penting pada awalnya. Kadar
fosfat yang rendah batas penting untuk pertumbuhan di beberapa sistem perairan.
Daur / siklus fosfor adalah
proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan fosfor dari lingkungan
abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan daur
hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen
atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang
berikatan dengan oksigen : H2PO4- dan HPO42-). Ion fosfat banyak terdapat
dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan
terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul
kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi.
Ion fosfat dapat memasuki air
tanah sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi
yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan
fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat
dari herbivora yang dimakannya.
Fosfat dikeluarkan dari
organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur)
mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian
diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.
Siklus fosfor lebih sederhana
dibandingkan dengan siklus karbon atau siklus nitrogen. Siklus fosfor tidak
meliputi pergerakan melalui atmosfer, karena tidak ada gas yang mengandung
fosfor secara signifikan. Selain itu, fosfor hanya ditemukan dalam satu bentuk
fosfat (P043-) anorganik (pada air dan tanah) dan yang diserap oleh tumbuhan
dan digunakan untuk sintesis organik. Pelapukan bebatuan secara perlahan-lahan
menambah fosfat ke dalam tanah.
Setelah produsen menggabungkan
fosfor ke dalam molekul biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk
organic. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut
di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu
dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan
laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.
Siklus ini berulang terus menerus. Dengan demikian, sebagian besar fosfat
bersiklus ulang secara lokal di antara tanah, tumbuhan, dan konsumen atas dasar
skala waktu ekologis.
Fosfor sangat penting dan
dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak mungkin ada organic
fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam
Ribonukleat(ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor
anorganik dan akan mengubahnya menjadi organic fosfor yang dibutuhkan untuk
menjadi organic fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak,
dan asam nukleat.
Hewan tingkat rendah
mendapatkan fosfor sebagai fosfor anorganik atau fosfor organic.
Daur fosfor terlihat akibat
aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk
fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke
daratan. Burung laut mempunyai peran penting dalam proses ini, ia akan
mengembalikan fosfor dalam bentuk fosfat. Perubahan dari anorganik fosfat tidak
larut (insoluble) ke fosfat terlarut (soluble) merupakan aktivitas
mikroorganisme yang mampu mengubah fosfor tidak larut ke fosfat terlarut dapat
di ketahui dengan metoda agar dengan menambahkan glukosa dan Ca3 (PO4).
E. Kegunaan dan
Kerugian Unsur Fosfor
a. Kegunaan
- Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya fosfor tidak mungkin ada organik fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP) Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN) mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik dan akan mengubahnya menjadi organik fosfor yang dibutuhkan untuk menjadi organik fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.
- Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen.
- Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
- asam fosfor yang mengandung 70% – 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya.
- Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor, dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.
- Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.
- bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida. Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED (Light Emitting Diode) untuk menghasilkan cahaya putih.
- Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan
b.
Kerugian
- Penyalahgunan fosfor menjadi Bom yang sangat mengerikan. Fosfor bom memiliki sifat utama membakar. Menurut Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia yang juga seorang ahli medis. Dalam bukunya ”From Beirut to Jerusalem” (Kuala Lumpur, 2002), zat fosfornya biasanya akan menempel di kulit, paru-paru, dan usus para korban selama bertahun-tahun, terus membakar dan menghanguskan serta menyebabkan nyeri berkepanjangan. Para korban bom ini akan mengeluarkan gas fosfor hingga nafas terakhir.
Ketika fosfor putih ditembakan atau dibakar udara maka
akan bereaksi dengan oksigen membentuk fosfor pentaoksida (P2O5). Walaupun fosfor berbahaya namun yang paling berbahaya
yaitu terletak pada proses pembakaran fosfor dan hasil pembakaran fosfor bukan
pada ledakannya.
Pembakaran fosfor di udara berlangsung sangat
eksotermis yaitu menghasilkan suhu sekitar 800°C. Suhu yang tinggi inilah yang
akan merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ
tubuh. Sedangkan hasil
pembakaran fosfor putih yaitu berupa P2O5 dalam bentuk
asap. Asap yang dihasilkan sangat berbahaya karena selain beracun asap inipun
bersifat korosif atau dapat pula bereaksi dengan organ-organ tubuh manusia. Oleh sebab itu jika fosfor ditembakan atau yang
digunakan sebagai bom ketika terbakar akan merusak sebagian besar jaringan
tubuh. Misalnya jika mengenai mata maka akan menyebabkan kebutaan, jika dihirup
akan merusak kerongkongan bahkan paru-paru jika dalam jumlah yang lebih banyak,
jika mengenai kulit maka akan menyebabkan luka bakar dan akan lebih parah lagi
jika terkena dalam jumlah banyak.
F. Senyawa-Senyawa
Paling Umum dengan Unsur Fosfor
Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti
diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium
fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2).
Trinatrium fosfat (Na3PO4), Seyawa fosfor anorganik yang
biasa terdapat di perairan
Sumber alami fosfor diperairan adalah pelapukan batuan mineral, misalnya fluorapatite [Ca5-(PO4)3F],
hydroxylapatite [Ca5-(PO4)3OH],
strengire [Fe(PO4)2H2O], whitlockite [Ca5-(PO4)2],
dan berlinite (AIPO4)
Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada dalam bentuk ion
(orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat
dan 90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang
penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu
organisme.
Fluor-apatit
3 Ca3(PO4)2.CaF
Karbonato-apatit 3 Ca3(PO4)2.CaCO3
Hidroksi-apatit
3 Ca3(PO4)2.Ca(OH)2
Oksi-apatit
3 Ca3(PO4)2.CaO
Trikalsium-fosfat Ca3(PO4)2
Dikalsium-fosfat CaHPO4
Monokalsium-fosfat Ca(H2PO4)2
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Fosfor merupakan unsur penting dalam makhluk hidup. Fosfor adalah unsur kimia yang
memiliki lambang P dengan nomor atom
15.Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak,
termasuk golongan nitrogen
2.
Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen,
melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat.
3.
Sifat fisikanya adalah Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket
yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan
transparan. Dan sifat kimianya yaitu fosfor ada yang bersifat reaktif/tidak
reaktif, mudah terbakar, dan beracun.
4.
-Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
2Ca3(PO4)2 +
6SiO2 +
10C P4
+ 6CaSiO3 + 10CO
5.
Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek
api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen. Kerugian dari fosfor
adalah merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ
tubuh pada suhu yang tinggi.
6.
Senyawaan umum Fosfor adalah diamonium fosfat ((NH4)2HPO4)
atau kalsium fosfat dihidrogen (Ca(H2PO4)2).
B.
Saran
Hati- hati dalam membakar Fosfor
dengan suhu yang tinggi karena dapat menghasilkan asap yang bersifat korosif
dan akhirnya dapat merusak jaringan tubuh.
Disarankan memanfaatkan fosfor
sebaik mungkin dan tidak menyalah gunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta :
Kanisius
Hutagalung, Horas P,
Deddy Setiapermana, dan Hadi Riyono. 1997. Metode
Analisis Air Laut, Sedimen, dan Biota. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar – Dasar Ekologi. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada
Sanusi, Harpasis. 2006.
KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan
Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu
dan Teknologi Kelautan
http:/anorganik/Fosfor
Dan Bahaya Bom Fosfor « chemistry for peace not for war.html
http:/anorganik/fosfat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar