RUANG LINGKUP
Dari hasil study wisata
SMP Negeri 2 Puring ke “CANDI PRAMBANAN” Yogyakarta.
Di dalam obyek wisata
candi prambanan terdapat beberapa candi
utama dan candi candi lain yaitu :
1.
Candi Siwa
2.
Candi Brahma
3.
Candi Wisnu
4.
Candi Nandi
5.
Candi Ansa
6.
Candi Apit
7.
Candi Garuda
8.
Candi Kelir
9.
Candi Sudut
Adapun candi-candi lain
di sekitar Candi Prambanan yaitu :
1.
Candi Lubung, Bubrah dan Sewu
2.
Candi Plaosan
3.
Candi Boko
4.
Candi Banyunibo
5.
Candi kalasan
6.
Candi Sambisari
7.
Candi Sari
A.
SEJARAH SINGKAT
Candi Prambanan
merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad
IX, ditemukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat
bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja
Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha”
sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar.
Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak
terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa
kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing
batu yang berserakan.
Pada tanggal 20
Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan
selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama.
Komplek percandian
prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar
bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi
parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar
dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret pertama yaitu
candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi
Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi
tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240
buah candi.
B. DESKRIPSI BANGUNAN
Deskripsi bangunan
percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas
(latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut
luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam
latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah
selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas
dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2
deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan
Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di
ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit.
Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini
terdiri atas 240 buah candi.
- Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47
meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di
dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA
yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical
kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat
manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA
TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan
“DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca
dewa-dewa dan mhluk surgawi yang menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para
dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya
arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk
pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya
yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa
gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan
yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang
ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya
masing-masing berisi arca-arca : Siwa
Maha Guru, Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di
batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan
cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama.
Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk
bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya
berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi
bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di
hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
a.
Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran trimurti
– Hindu. Yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam,
kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai perusak alam,
tetapi di india maupun Indonesia Siwa adalah yang paling terkenal, karenanya
ada yang menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter
berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan
landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai. Arca ini
menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas
bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4
berselempangkan ular kulit harimau di pinggangnya serta senjata trisula pada
sandaran arcanya. Tangan-tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai
dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung di kenal sebagai
penjelmaan siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai siwa oleh keturunan
dan rakyatnya.
b.
Arca Siwa Maha Guru
Arca ini berwujud
seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut, tangan kananya
memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas.
Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. Tri sula yang terletak di sebelah
kanan belakangnya menandakan senjata khas siwa arca ini menggambarkan seorang
pendeta alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang nasehat dan guru,
karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka dia di sebut
salah satu aspek bentuk dari siwa.
c.
Arca Ganesha
Arca ini berwujud
manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan
belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan-tangan depanya memegang
patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya di masukan
kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu
pengetahuan. Penghalau segaka kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan
bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak siwa dan uma istrinya. Arca ini
menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.
d. Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berwujud
seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata cakra, gada,
anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur panah dan rambut berkepala
raksasa Asura. Ia berdiri di atas Banteng Nandi dalam sikap “TriBangsa” (Tiga
Gaya Gerak yang membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi sebenarnya jelmaan
dari Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga
dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya. Ialah salah satu aspek
dari “SAKTI” (isteri) Siwa. Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api
yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini
menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian.
Sebenarnya arca ini sangat indah bila dilihat dari
kejauhan Nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh
tangan-tangan jail. Arca ini menggambarkan permaisuri raja balitung.
- CANDI BRAHMA
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan
bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu
tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air.
Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap
ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin.
Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih
menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di
batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief
serupa pada candi siwa sehingga tamat.
- CANDI WISNU
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan
candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu
bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam
terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan
balamara (Baladewa) kakanya.
4.
CANDI NANDI
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam
sikap merderka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca
dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh
7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
- CANDI ANGSA
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi
apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini
hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
- CANDI GARUDA
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area
kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan
Wisnu.
- CANDI APIT
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m.
ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum
memasuki candi-candi induk.
- CANDI KELIR
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10
m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
9.
CANDI SUDUT
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.
C. CANDI-CANDI LAIN DI SEKITAR PRAMBANAN
1. CANDI LUMBUNG, BRUBAH dan SEWU
Ketiga candi budha ini
tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih bisa dinikmati keindahanya.
Candi ini terletak dalam Komplek Candi Prambanan
2. CANDI PLAOSAN
Candi ini dibangun pada
abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisuri. Kelompok
candi Plaosan utara terdiri atas 2 candi induk, 58 parawa, 126 buah stupa.
Kelompok candi Plaosan selatan hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi
2 yang masing-masing diatasnya berdiri atas untuk tempat tinggal pada pendeta
budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.
3. CANDI BOKO (Keraton Ratu Boko)
Letaknya + 3 km
kearah selatan dari percandian prambanan, terdiri dari atas bukit kidul yang
merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam yang permai
disekitarnya bangunan ini sangat unik, dan lebih mengesankan sebuah keratin.
Diperkirakan Balaputera Dewa dari denasti syailendra yang beragama budha.
Mendirikanya pada pertengahan 9 masehi sebagai benteng pertahanan yang
strategis terhadap Rakai Pikatan.
4. CANDI BANYUNIBO
Candi ini terletak +
200 m kearah tenggara dari candi Boko terdiri atas sebuah lembah “Banyu berarti
air” nibo berarti jatuh menetes yang bermakna bagi lingkungan masyarakat Jawa.
Candi budha ini didirikan pada abad 9 masehi. Arca-arca bodhisatwa terpahat
pada dinding luarnya dinding ini dihias dengan indah Biara Budha yang dibangun
pada + abad 8 Masehi ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya –
Solo, masuk + 500 m ke arah utara. Bangunan ini merupakan kumpulan dari
candi yang hilang.
5. CANDI KALASAN
Peninggalan agama
tertua adalah candi ini didirikan oleh penangkaran, Raja kedua dari kerajaan
mataram kuno pada abad 8 masehi sebagai persembahan kepada Dewi Tara Lengkung
“Kalamakara dengan hiasan khayangan diatasanya terdapat di pintu masuk begitu
indah. Keindahan hiasan dan relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis
semen kuno “Bajralepa” candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.
6. CANDI SAMBISARI
Setelah terpendam
selama berabad-abad karena letusan gunung berapi pada bulan juli 1966 ditemukan
kembali secara kebetulan oleh seorang pentane yang tengah mengerjakan sawahnya.
Pada tahun 1986 telah selesai pugar keunikanya
ia terletak 6,5 m di bawah permukaan tanah dan tidak mempunyai kaki
candi yang sebenarnya. Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi
pewarna yang tidak bertubuh maupun berkaki . pada sisi-sisi luar dinding candi
induknya terdapat relung-relung yang
berisi arca-arca. Didalam ruangannya terdapat Lingga dan Yoni, kedua
aspek dari siwa. Kesatuanya melambangkan totalitas dan kesuburan.
“Sari” berarti indah/cantik sesuai bentuknya
yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian Ia dinamakan
demikian karena puncak atap berhias 9 stupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar