Jumat, 31 Agustus 2012

MAKALAH CANDI PRAMBANAN



RUANG LINGKUP
Dari hasil study wisata SMP Negeri 2 Puring ke “CANDI PRAMBANAN” Yogyakarta.
Di dalam obyek wisata candi prambanan  terdapat beberapa candi utama dan candi candi lain yaitu :
1.      Candi Siwa
2.      Candi Brahma
3.      Candi Wisnu
4.      Candi Nandi
5.      Candi Ansa
6.      Candi Apit
7.      Candi Garuda
8.      Candi Kelir
9.      Candi Sudut

Adapun candi-candi lain di sekitar Candi Prambanan yaitu :

1.        Candi Lubung, Bubrah dan Sewu
2.        Candi Plaosan
3.        Candi Boko
4.        Candi Banyunibo
5.        Candi kalasan
6.        Candi Sambisari
7.        Candi Sari














A.    SEJARAH SINGKAT
Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama.
Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

B.     DESKRIPSI BANGUNAN
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.

  1. Candi Siwa 
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya terdapat  arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang menggambarkan gunung  Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya masing-masing berisi arca-arca  : Siwa Maha Guru, Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief  cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna”  Terbesar.







a.      Arca Siwa Mahadewa  
Menurut ajaran trimurti – Hindu. Yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai perusak alam, tetapi di india maupun Indonesia Siwa adalah yang paling terkenal, karenanya ada yang menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai. Arca ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular kulit harimau di pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung di kenal sebagai penjelmaan siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai siwa oleh keturunan dan rakyatnya.

b.      Arca Siwa Maha Guru
Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut, tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. Tri sula yang terletak di sebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas siwa arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang nasehat dan guru, karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka dia di sebut salah satu aspek bentuk dari siwa.

c.       Arca Ganesha
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan-tangan depanya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya di masukan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Penghalau segaka kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak siwa dan uma istrinya. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.





d.      Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur panah dan rambut berkepala raksasa Asura. Ia berdiri di atas Banteng Nandi dalam sikap “TriBangsa” (Tiga Gaya Gerak yang membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi sebenarnya jelmaan dari Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya. Ialah salah satu aspek dari “SAKTI” (isteri) Siwa. Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian.

Sebenarnya arca ini sangat indah bila dilihat dari kejauhan Nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jail. Arca ini menggambarkan permaisuri raja balitung.

  1. CANDI BRAHMA   
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.






  1. CANDI WISNU 
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara (Baladewa) kakanya.
4.    CANDI NANDI 
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang  +  2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.

  1. CANDI ANGSA  
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2 dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.



  1. CANDI GARUDA  
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.

  1. CANDI APIT  
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.

  1. CANDI KELIR 
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

9.    CANDI SUDUT  
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.





C.    CANDI-CANDI LAIN DI SEKITAR PRAMBANAN

1.      CANDI LUMBUNG, BRUBAH dan SEWU
Ketiga candi budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih bisa dinikmati keindahanya. Candi ini terletak dalam Komplek Candi Prambanan

2.      CANDI PLAOSAN
Candi ini dibangun pada abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisuri. Kelompok candi Plaosan utara terdiri atas 2 candi induk, 58 parawa, 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan selatan hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing diatasnya berdiri atas untuk tempat tinggal pada pendeta budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.

3.      CANDI BOKO (Keraton Ratu Boko)
Letaknya + 3 km kearah selatan dari percandian prambanan, terdiri dari atas bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam yang permai disekitarnya bangunan ini sangat unik, dan lebih mengesankan sebuah keratin. Diperkirakan Balaputera Dewa dari denasti syailendra yang beragama budha. Mendirikanya pada pertengahan 9 masehi sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan.

4.      CANDI BANYUNIBO
Candi ini terletak + 200 m kearah tenggara dari candi Boko terdiri atas sebuah lembah “Banyu berarti air” nibo berarti jatuh menetes yang bermakna bagi lingkungan masyarakat Jawa. Candi budha ini didirikan pada abad 9 masehi. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding luarnya dinding ini dihias dengan indah Biara Budha yang dibangun pada + abad 8 Masehi ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya – Solo, masuk + 500 m ke arah utara. Bangunan ini merupakan kumpulan dari candi yang hilang.








5.      CANDI KALASAN
Peninggalan agama tertua adalah candi ini didirikan oleh penangkaran, Raja kedua dari kerajaan mataram kuno pada abad 8 masehi sebagai persembahan kepada Dewi Tara Lengkung “Kalamakara dengan hiasan khayangan diatasanya terdapat di pintu masuk begitu indah. Keindahan hiasan dan relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis semen kuno “Bajralepa” candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.
6.      CANDI SAMBISARI
Setelah terpendam selama berabad-abad karena letusan gunung berapi pada bulan juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang pentane yang tengah mengerjakan sawahnya. Pada tahun 1986 telah selesai pugar keunikanya  ia terletak 6,5 m di bawah permukaan tanah dan tidak mempunyai kaki candi yang sebenarnya. Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi pewarna yang tidak bertubuh maupun berkaki . pada sisi-sisi luar dinding candi induknya terdapat relung-relung yang  berisi arca-arca. Didalam ruangannya terdapat Lingga dan Yoni, kedua aspek dari siwa. Kesatuanya melambangkan totalitas dan kesuburan.

 “Sari” berarti indah/cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahannya yang menarik perhatian Ia dinamakan demikian karena puncak atap berhias 9 stupa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar