PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam
Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII
A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵.
Istilah halogen berasal dari kata ilmiah bahasa Perancis dari abad
ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani., yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena
unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah,
dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan
halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator).
Unsur halogen terdiri atas flour, klor, brom, yod dan astatin. Di dalam
kehidupan sehari - hari unsur halogen banyak digunakan, contohnya : CF2Cl
(freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC, KCl untuk pupuk, NaBr digunakan
dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf, I2 dalam alkohol
sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi.
Dari
uraian di atas, kami menjadi tertarik untuk membuat makalah dengan judul “HALOGEN”.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian Halogen ?
2.
Sejarah Halogen ?
3.
Kelimpahan Unsur Halogen Di Alam ?
4.
Sifat-Sifat Unsur Halogen ?
5.
Reaksi – Reaksi Pembentukan Senyawa Halogen ?
6.
Cara Pembuatan Unsur-Unsur Halogen ?
7. Kegunaan dan Bahaya
Halogen ?
BAB I
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian dan Sejarah Halogen
A.
Pengertian Halogen
Apa
Itu Halogen? Halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad
ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halos yang berarti garam;
dan genes yang berarti pembentuk, dengan demikian, halogen
adalah pembentuk garam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk
molekul diatomik. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit
elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu.
Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut
halide. Unsur-unsur halogen akan menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam.
Pada tabel periodik halogen berada pada golongan VIIA, mempunyai elektron
valensi 7 pada [ns]2[np]5. Semua unsur halogen memiliki
warna dan pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda. Kelompok halogen
terdiri dari:
Fluor (F),
Klor (Cl),
Brom (Br),
Iodium (I),
B.
Sejarah Halogen
Berikut ini sejarah
ditemukannya unsur-unsur halogen:
penemu fluor
Georgius Agricola
Pada tahun 1529 georgius menemukan unsur fluor pada penggunan fluks atau bahan yang di gunakan untuk pengaliran logam atau mineral.
Pada tahun 1529 georgius menemukan unsur fluor pada penggunan fluks atau bahan yang di gunakan untuk pengaliran logam atau mineral.
georgius Agricola
Schwandhard
Tahun 1670 schwandhard menemukan bahwa fluorspar yang dicampur acid akan menyebabkan kaca rusak Karl Scheele dan tokoh kimia terkemuka lainya, termasuklah Humphry Davy, Gay-Lussac, Antoine Lavoisier, dan Louis Thenard semuanya pernah menjalankan eksperimen dengan asid hidrofluorik, Ia kemudiannya mesadari bahwa asid hidrofluorik mengandung unsur yang tidak pernah diketahui. Unsur ini tidak pernah diasingkan bertahun-tahun lamanya karena sifatnya yang sangat reaktif
Tahun 1670 schwandhard menemukan bahwa fluorspar yang dicampur acid akan menyebabkan kaca rusak Karl Scheele dan tokoh kimia terkemuka lainya, termasuklah Humphry Davy, Gay-Lussac, Antoine Lavoisier, dan Louis Thenard semuanya pernah menjalankan eksperimen dengan asid hidrofluorik, Ia kemudiannya mesadari bahwa asid hidrofluorik mengandung unsur yang tidak pernah diketahui. Unsur ini tidak pernah diasingkan bertahun-tahun lamanya karena sifatnya yang sangat reaktif
Akhirnya pada tahun 1886 fluorin mulai diperkenalkan oleh Henri Moissan setelah usaha yang berterusan selama hampir 74 tahun. ini merupakan usaha yang mengorbankan kesehatan dan juga kehidupan untuk Moissan, yang akhirnya dia (Moissan,red) mendapat Anugerah Nobel pada tahun 1906 untuk bidang kimia.
fluorin bentuk unsur
dari asid hidrofluorik adalah sangat berbahaya, yang pernah membunuh atau
membutakan beberapa ahli penelitian, dalam percobaan awal kajian halogen ini.
Orang-orang ini diberi gelar sebagai “Korban Fluorin”.
keberadaan
dialam untuk masing-masing halogen:
- Fluor
Fluor merupakan unsur paling elektronegatif dan reaktif. Pertama kali diisolasi pada tahun 1886 oleh Maisson. Ditemukan
dalam mineral fluorspar atau fluorit CaF2, Kristal transparan : yang
tidak berwarna, akan berwarna kebiruan jika terkena sinar, sifat ini juga
disebut “fluoresen”. Fluospar digambarkan sebagai fluor ( yang berati mengalir
), karena zat ini melebur dan bergerak pada suhu 1330°c. mineral lain yang
mengandung fluor ndalam klorit Na3AlF6 dan apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2.
- Klor
Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida
dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros:kuning
hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan senyawa asam
yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai mineral
ion-ion klorida seperti batu garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O,
dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
- Brom
Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ). Brom
terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam alkali dalam
air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit AgBr.
- Iodium
Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Di alam ditemukan sebagai
iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan hanya satu
yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam. Padatan mengkilap berwarna hitam
kebiruan.Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru
berbau tidak enak (perih). Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,
CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam
air.Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan
selaput lendir.
1.2
Kelimpahan Unsur Halogen Di Alam
Halogen
merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak
dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa
garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida.
Flourin ditemukan dalam mineral-mineral
pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Klorin, Bromin, dan
Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari
natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah
NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut : 0,53 M Cl-
; 8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M I-.
Klorin ditemukan di
alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan
silvit.
Iodin ditemukan dalam
jumlah berlimpah sebagai garan (NaIO3) di daerah Chili, Amerika
Serikat. Iodin yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air
diwatudakon ( Mojokerto).
Selain
di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh manusia. Ion clorida merupakan
anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air
ludah, dan cairan ekskresi. Ion iodida terdapat dalam kelenjar tiroid. Ion
flourida merupakan komponen pembuat bahan perekat flouroaptit [Ca5(PO4)3F]
yang terdapat pada lapisan email gigi.
1.3
Sifat-Sifat Unsur Halogen
a. Tabel Sifat Fisik Halogen
No
|
Sifat
|
Flour
|
Klor
|
Brom
|
Yod
|
1.
|
Nomor Atom (Z)
|
9
|
17
|
35
|
53
|
2.
|
Konfigurasi Elektron
|
[He] 2s2 2p5
|
[Ne] 3s2 3p5
|
[Ar] 3d10 4s2 4p5
|
[Kr] 4d10 5s2 5p5
|
3.
|
Masa Atom relatif
|
19
|
35,5
|
80
|
127
|
4.
|
Titik Cair (°C)
|
-220
|
-101
|
-7
|
114
|
5.
|
Titik Didih (°C)
|
-188
|
-35
|
59
|
184
|
6.
|
Kerapatan (g/cm3)
|
1,69 x 10-3
|
3,21 x 10-3
|
3,12
|
4,93
|
7.
|
Energi Pengionan Tingkat Pertama (Kj/ mol)
|
1681
|
1251
|
1140
|
1008
|
8.
|
Afinitas Elektron (Kj/mol)
|
-328
|
-349
|
-325
|
-295
|
9.
|
Keelektronegatifan (Skala Pauling)
|
4,0
|
2,0
|
2,8
|
2,5
|
10.
|
Potensial Reduksi Standar (Volt)
|
2,87
|
1,36
|
1,06
|
0,54
|
11.
|
Jari-Jari Kovalen (Å)
|
0,64
|
0,99
|
1,14
|
1,33
|
12.
|
Jari-Jari Ion (X-) (Å)
|
1,19
|
1,67
|
1,82
|
2,06
|
13.
|
Energi Ikatan (Kj/mol)
|
155
|
242
|
193
|
151
|
14.
|
Energi Ionisasi
|
1680
|
1260
|
1140
|
1010
|
15.
|
Warna
|
Kuning Muda
|
Hijau Kekuningan
|
Merah Kecoklatan
|
Ungu
|
16.
|
Fasa
|
Gas
|
Gas
|
Cair
|
Padat
|
Sifat-sifat fisik halogen berubah secara
berangsur-angsur dari atas ke bawah dalam satu golongan.
b. Sifat kimia Halogen
1. Kereaktifan
Beberapa hal yang
mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan halogen F >
Cl > Br > I, kereaktifan halogen dipengaruhi
kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari atom.
Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik
elektron. ( F > Cl > Br > I )
Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut
sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )
Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari
flour sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F
< Cl < Br < I )
v Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin
berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga
berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat
membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar
pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas
fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan
terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam
keadaan atmosfer fluor.
v Kereaktifan
brom
Brom pada suhu kamar merupakan
cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom
cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya,
karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa
ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan
luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila
dibandingkan dengan Klor.
v Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada
temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih).
Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan
selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
2. Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor
selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam
florida
2F2(g) + 2H2O(l) →
4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung
ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-,
misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s)
+ KI(aq) → KI3(aq)
Karena molekul halogen
nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4,
aseton, kloroform, dan sebagainya.
3. Titik didih dan titik lebur
Semua halogen mempunyai
titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-molekul halogen ditarik
bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan
untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen
meningkat.
4. Daya Oksidasi
Halogen digolongkan
sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya mudah mengikat elektron atau
mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F2 + 2e-
→ 2F-
Eo = +2,87 Volt
Cl2 + 2e-
→ 2Cl-
Eo =
+1,36 Volt
Br2 + 2e-
→2Br-
Eo = +1,06 Volt
I2 + 2e-
→ 2I-
Eo = +0,54 Volt
Potensial reduksi F2
paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan disebut oksidator
terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial
reduksi terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan
mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas
electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
5. Reaksi Pendesakkan
Berlangsungnya suatu
reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi, berlangsung tidaknya
suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen yang
terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak
ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh: F2
+ 2KCl → 2KF + Cl2
2 Br- + Cl2
→ Br2 + 2 Cl
Br2
+ 2I- → Br- + I2
Br2 + Cl-
→ (tidak bereaksi)
I2 + Br-
→ (tidak bereaksi)
6. Sifat asam
Sifat
asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan
oksilhalida.
a. Asam halida
(HX)
Pada suhu kamar semua
asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan berbau menusuk. Asam halida
terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan
asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara
HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A,
semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan asam :
HF < HCl < HBr
< HI
Titik didih asam halida
dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan ikatan antar molekul :
- Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
- Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
- Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr
> HCl
Pada senyawa HF,
walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang sangat
kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
c. Asam
Oksihalida
Asam oksihalida adalah
asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1, +3,
dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya
:
X2O + H2O
→ 2HXO
X2O3
+ H2O → 2HXO2
X2O5
+ H2O → 2HXO3
X2O7
+ H2O → 2HXO4
Biloks Halogen
|
Oksida Halogen
|
Asam Oksilhalida
|
Asam Oksilklorida
|
Asam Oksilbromida
|
Asam Oksiliodida
|
penamaan
|
+1
|
X2O
|
HXO
|
HClO
|
HBrO
|
HIO
|
Asam
hipohalit
|
+3
|
X2O3
|
HXO2
|
HClO2
|
HBrO2
|
HIO2
|
Asam
halit
|
+5
|
X2O5
|
HXO3
|
HClO3
|
HBrO3
|
HIO3
|
Asam
halat
|
+7
|
X2O7
|
HXO4
|
HClO4
|
HBrO4
|
HIO4
|
Asam
perhalat
|
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka
sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang
menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah
lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa
HClO4 (asam perklorat)
1.4 Reaksi
– reaksi Pembentukan Senyawa Halogen
Halogen
bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 →
SnCl4
Mg + Cl2 →
MgCl2
2Al + 3Cl2 →
2AlCl3
2B +3Cl2 →
2BCl3
2Si + 2Cl2 →
SiCl4
Halida
logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasina rendah dan
logamnya memiliki biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na+,
Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah
AlCl3.
b. Reaksi dengan
hidrogen
Halogen berikatan
dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 → 2HX (X
mewakili satu-satu halogen)
Kereaktifan ikatan
berkurang apabila semakin menurun kerana ukuran atom yang semakin besar.
Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi H dan Br hanya
akan berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika
diberikan energi, namun ikatan ini tidak lengkap.
F2 + H2
→ 2HF (bereaksi kuat di tempat gelap)
Cl2 + H2
→ 2HCl (bereaksi di tempat terang)
Br2 + H2
→ 2HBr (bereaksi pada suhu 500oC)
I2 + H2
→ 2HI (bereaksi dengan pemanasan katalis Pt )
Corak kereaktifan ini
dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran atom halogen. Oleh
kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran hidrogen adalah
tetap. Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar dengan pertambahan petala. Hal
ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen untuk membentuk
ikatan kovalen.
Halogen
bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat
bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 →
2PCl3
d.
Reaksi halogen dalam larutan air
Semua
halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida. Fluor
bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan
I2, fluor sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan O2 dan
HF, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2 (g ) + 2
H2O (l) → 4 HF (aq) + O2
(g)
Salah satu sifat HF
yang paling penting adalah HF dalam bentuk larutan akan bereaksi dengan SiO2
sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik teflon dan tidak
dalam kaca.
4
HF + SiO2 → SiF4 + 2H2O
Sedangkan
halogen lainnya selain larut juga membentuk senyawa asam hipohalit yaitu suatu
asam lemah dan asam halida.
Air Khlor :
Cl2 +
H2O → HCL + HClO
Air Brom :
Br2 +
H2O → HBr + HbrO
Iodine tidak dapat
larut dalam air sehingga tidak bereaksi.
I2
+ H2O –> (tidak bereaksi)
Tetapi I2
larut dalam larutan KI
I2
+ KI –> KI3
Reaksi
halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X-) dan
hipohalida (XO-), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas
menghasilkan halida (X-) dan halat (XO3-). Contoh :
X2
+ 2NaOH ( aq, encer) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2
+ 2NaOH ( aq, pekat) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2
+ 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
f. Reaksi Halogen dengan unsur
golongan IV A
Semua unsur golongan IV A kecuali
karbon, dapat bereaksi langsung dengan Halogen membentuk senyawa Halida.
Contoh:
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4
G. Reaksi Halogen
dengan unsur golongan V A
Unsur – unsur Halogen dengan unsur
golongan V A, kecuali N2 dapat bereaksi langsung pada suhu kamar.
Contoh:
P4(s)
+ 6 Cl2(g) → 4PCl3(g)
H. Reaksi Halogen
dengan Halogen
Unsur – unsur Halogen dengan unsur
halogen yang lain dapat membentuk senyawa
antar halogen dengan rumus molekul XX’n’ dengan X’
elektronegatif daripada X dan n merupakan bilangan gasal.
Contoh:
I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)
I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)
Br2(g) + Cl2(g) → BrCl(g)
I.
Reaksi Halogen dengan Halida
Dengan memperhatikan harga potensial
elektron dari masing – masing halogen, maka halida akan dapat dioksidasi oleh
halogen yang mempunyai daya oksidasi
lebih tinggi. Harga potensial elektrode halogen sebagai berikut:
Fe2(g) + 2e- ↔ 2F-(aq) E°
= +2,87 V
Cl2(g) + 2e- ↔ Cl-(aq) E°
= +1,36 V
Br2(l) + 2e- ↔ 2Br-(aq) E°
= +1,07 V
I2(s) + 2e- ↔ 2I-(aq) E°
= +0,54 V
Perhatikan reaksi berikut:
2Cl-(aq) + Fe(g) → 2F-(aq) + Cl2
E° = +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl-(aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br-(aq)
E°
= +0,03 V (reaksi tak spontan)
Dari dua reaksi tersebut dapat disimpulkan tentang reaksi antara halida
dan halogen sebagai berikut.
Bila halida direaksikan
dengan halogen yang terletak diatas nya dalam sistem periodik unsur, maka
halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan halogen . sebalik nya,
halogen akan mengalami reduksi menjadi halida.
Akan tetapi hal yang sebalik nya tidak dapat terjadi, sebab reaksi akan
mempunyai potensial reaksi negatif.
Senyawa antar halogen
Halogen
dapat membentuk empat macam senyawa antar halogen. XX1, XX13,
XX15, XX17. senyawa ini dapat
dibuat dengan mereaksikan langsung unsur-unsur tersebut dalam tabung
nikel.contoh senyawa anatar halogen:
No
|
Senyawa
|
Fasa
|
Warna
|
1.
|
CIF
|
gas
|
Tak berwarna
|
2.
|
ClF3
|
gas
|
Tak berwarna
|
3.
|
ClF5
|
gas
|
Tak berwarna
|
4.
|
BrF
|
gas
|
Berwarna merah
|
5.
|
BrF3
|
cairan
|
Tak berwarna
|
6.
|
BrF5
|
cairan
|
Tak berwarna
|
7.
|
BrCl
|
gas
|
Berwarna merah
|
8.
|
IF3
|
Padatan
|
Warna kuning
|
9.
|
IF5
|
cairan
|
Tak berwarna
|
10.
|
ICI
|
cairan
|
Warna gelap
|
11.
|
ICI3
|
padatan
|
Kuning
|
12.
|
IBr
|
padatan
|
Coklat-hitam
|
Senyawa penting
a.
Senyawa yang bermanfaat
sebagai Desinfektan (seperti kaporit)
Yang bisa
dijadikan sebagai desinfektan diantaranya adalah kaporit atau kalsium
hipoklorit merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia Ca(OCl)2.
Kaporit biasanya digunakan untuk menjernihkan air. Kaporit adalah padatan putih
yang siap didekomposisi didalam air untuk kemudian melepaskan oksigen dan
klorin. Kalsium hipoklorit memiliki aroma klorin yang sangat kuat.senayawa ini
tidak terdapat dilingkungan secara bebas.
Dalam Perang
Dunia 1 gas klor digunakan sebagai senjata kimia karena sifatnya yang mengiritasi
jaringan saluran pernapasan yang peka di dalam paru – paru. Inilah alasan
mengapa uap klor dalam kaporit yang terhirup seringkali memperburuk keluhan
asma dan bronkitis, terutama pada anak-anak yang jaringannya masih sangat peka.
Penggunakan kalsium hipoklorit utamanya sebagai agen pemutih atau desinfektan.
Senyawa ini adalah komponen yang digunakan dalam pemutih komersial, larutan
pembersih, desinfektan untuk air minum, sistem pemurnian air dan kolam renang.
Kaporit dapat
berinteraksi dengan lingkungan, ketika berada diudara , kaporit akan
terdegradasi oleh sinar matahari dan senyawa-senyawa lain yang terdapat
diudara. Ketika diair kalsium hipoklorit akan berpisah menjadi ion kalsium (Ca2+)
dan hipoklorit (ClO-). Ion ini dapat bereaksi dengan substansi-substansi
lain yang terdapat diair. Kalsium hipoklorit tidak terakumulasi didalam rantai
makanan.
Penambahan
kaporit ke dalam air akan mengbasilkan senyawa kimia sampingan yang bernama
Trihalometana (THM). Senyawa ini banyak diklaim oleh para pakar air di luar
negeri sebagai penyebab produksi radikal bebas dalam tubuh ( mengakibatkan
kerusakan sel dan bersifat karsinogenik ). Penelitian lain di Hartford,
Connecticut, AS menemukan “Wanita dengan kanker payudara rnernpunyai kadar
organochlorines (zat sampingan klorinasi) lebih tinggi hingga 50-60% lebih
tinggi di dalam jaringan payudaranya dibanding mereka yang tidak mempunyai
kanker”.
Efek toksik
dari kalsium hipoklorit utamanya bergantung pada sifat korosif hipoklorit. Jika
sejumlah kecil dari pemutih (3-6% hipoklorit) tertelan (ingesti), efeknya
adalah iritasi pada sistem gastrointestinal. Jika konsentrasi pemutih yang
tertelan lebih besar, misalnya hipoklorit 10% atau lebih, efek yang akan
dirasakan adalah iritasi korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan
lambung dengan pendarahan, perforasi (perlubangan), dan pada akhirnya kematian.
Jaringan parut permanen dan penyempitan esofagus dapat muncul pada orang-orang
yang dapat bertahan hidup setelah mengalami intoksikasi (mabuk hipoklorit) hebat.
Jika gas klorin yang terlepas dari larutan hipoklorit terhirup (inhalasi), efek
yang akan muncul adalah iritasi pada rongga hidung, sakit pada tenggorokan, dan
batuk. Kontak dengan larutan hipoklorit kuat dengan kulit akan menyebabkan
kulit melepuh, nyeri bakar, dan inflamasi. Kontak mata dengan larutan pemutih
konsentrasi rendah menyebabkan iritasi ringan, tetapi tidak permanen. Larutan
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan luka mata parah. Pajanan
hipoklorit dalam level rendah pada jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi
kulit. Belum diketahui apakah pajanan klorin memiliki efek pada kemampuan
reproduksi. International Agency for research on Cancer (IARC) telah menetapkan
bahwa garam hipoklorit tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik terhadap
manusia. Anak-anak mungkin terpajan kalsium hipoklorit dengan jalur yang sama
dengan orang dewasa. Tidak diketahui apakah anak-anak berbeda dengan orang
dewasa terkait dengan suseptibilitasnya terhadap kalsium hipoklorit. Secara
umum, anak-anak dapat lebih berisiko terhadap bahan korosif daripada orang
dewasa. Belum diketahui juga apakah kalsium hipoklorit dapat menyebabkan cacat
lahir atau efek pada perkembangan tubuh lainnya.
b.
Senyawa yang berbahaya bagi lingkungan
Ø CFC
CFC atau klorofluoro
karbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan
fluorin terikat padanya.
CFC merupakan
zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Dengan demikian zat
ini memiliki banyak kegunaan. CFC digunakan sebagai pendingin, bahan bakar
untuk aerosol, untuk menghasilkan plastic busa seperti busa polistirena atau
poliuretana yang memuai, dan sebagai pelarut untuk pembersih keringan dan untuk
tujuan-tujuan minyak.
v Kegunaan CFC
Pada zaman sekarang, banyak
sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka
menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama
bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk
berbagai keperluan, seperti:
§ Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)
CFC yang digunakan pada alat
pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan freon yang
digunakan sebagai pendingin.
§ Media pendingin di lemari es
Sama halnya seperti AC, pada
kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun tidak berpengaruh
terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini
menggunakan lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.
§ Bahan pelarut
CFC yang terdapat pada bahan
pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai pelarut untuk
pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.
§ Bahan dorong
CFC digunakan sebagai bahan
dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot pengharum ruangan,
penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).
§ Proses pembuatan plastik
untuk menghasilkan plastik
busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai
Selain itu CFC juga banyak
digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai
cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif
untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan
kehutanan.
Selain
memiliki banyak kegunaan, CFC juga dapat merusak lingkungan. CFC dapat merusak
lapisan ozon, pada lapisanatmosfir yang tinggi ikatan C-Cl akan terputus
menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal ini yang merusak
ozon. CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC misalnya,
memiliki potensi pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang
molekul karbondioksida.
Dalam kurun
waktu 5 tahun , CFC bergerak naik secara perlahan kedalam stratosfer (10 km –
50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV yang kemudian
membebaskan atom klorin. Atom klorin dapat menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global dapat dikurangi dengan cara melakukan reboisasi di tempat
sekitar kita.
§ CCl4
CCl4
atau karbontetraklorida atau tetraklorometana, banyak digunakan dalam sintesis
kimia organik. Dulunya karbontetraklorida juga digunakan dalam pemadam api dan
refigerasi, namun sekarang sudah ditinggalkan. Pada keadaan standar (suhu
kamar) CCl4 adalah cairan tak berwarna dengan bau yang manis yang
dapat dideteksi pada tingkat rendah. Karbontetraklorida merupakan cairan bening
yang sangat mudah menguap, kebanyakan karbontetraklorida yang lolos ke
lingkungan karena itu ditemukan sebagai gas. Karbontetraklorida ini tidak mudah
terbakar.
Karbontetraklorida lazim dipakai sebagai penginduksikerusakan hati. Dimasa
lalu, karbontetraklorida secara luas digunakan sebagai cairan pembersih, dalam
industry dan perusahaan dry cleaning sebagai agen pembersih, dan dalam rumah
tangga sebagai spot remover untuk pakaian, mebel dan karpet. Karbontetraklorida
tidak terjadi secara alami, tetapi telah diproduksi dalam jumlah untuk membuat
cairan pendingin dan propelan untuk kaleng aerosol.
Hati sangat sensitive terhadap CCl4, untuk kesehatan. Pada kasus
ringan, hati menjadi bengkak dan sakit, dan lemak menumpuk di dalam organ. Pada
kasus uang parah, sel-sel hati mungkin rusak atau hancur, menyebabkan penurunan
fungsi hati. Efek tersebut biasanya reversibel sudah terlalu tinggi atau
terlalu lama.
Ginjal juga sensitif terhadap karbontetraklorida. Kurang urin dapat
terbentuk. Yang mengarah ke penumpukan air dalam tubuh (terutama di paru-paru)
dan penumpukan produk-produk limbah dalam darah. Gagal ginjal sering menjadi
penyebab utama kematian pada orang yang meninggal setelah terpapar sangat
tinggi untuk karbontetraklorida.
Pencegahan dilakukan dengan memberikan antioksidan untuk antioksidan untuk
meredam reaksi berbahaya senyawa toksik CCl4.
1.5 Cara
Pembuatan Unsur-Unsur Halogen
A.
Pembuatan Dalam Industri
1. Flour (F2)
Flourin diperoleh
melalui metode Moisson yaitu proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida
(KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan
suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wadah baja dengan
katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air
karena F2 yang terbentuk akan menoksidasinya.
2 HF(l) elektrolisis
H2 (g) + F2 (g)
Katode
(baja) : 2H+ (aq)
+ 2e- → H2(g)
Anode
(karbon) : 2F-(aq) → F2(g)
+ 2e-
2. Klor (Cl2)
Proses Downs yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl
cair). Sebelum dicairkan, NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF agar titik
lebur turun dari 800oC menjadi 600oC.
Katode
: Na+ 2e- → Na
Anode
: 2Cl- → Cl2 + 2e-
Untuk mencegah kontak
(reaksi) antara logam Na dan Cl2 yang tebentuk, digunakan diafragma
lapis dan besi tipis.
Proses Gibbs (proses
klor-alkali) yaitu elektrolisis larutan NaCl.
Anoda: karbon, katoda:
baja berpori, dan dinding pemisah diafragma dari asbes. Disebut sel Nelson.
2 NaCl → 2 Na+ + 2 Cl-
Kat
(baja berpori) : 2H2O(l)
+ 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
Anoda
(karbon) : 2Cl-(aq)
→ Cl2(g) + 2e- + 2 NaCl + 2H2O
→ 2 NaOH + H2 + Cl2(g)
Proses Deacon
Oksidasi
gas HCl yang mengandung udara dengan menggunakan katalis tembaga.
Reaksi
:4HCl (aq) + O2(g) → 2H2O(aq)+ 4Cl-(g)
Berlangsung pada suhu ±
430oC dan tekanan 200 atm. Hasil reaksinya tercampur ± 44% N2.
3. Brom (Br2)
Ø
Dalam proses industri,
bromine dibuat dengan cara mengalirkan gas klorin ke dalam larutan bromide.
Reaksi : Cl2(g) + 2Br- (aq) → Br2(aq)
+ 2Cl-(g)
Ø
Dalam ekstra KCl dan
MgCl2 dari carnalite terdapat MgBr2 0,2%
MgBr2
+ Cl2 → MgCl2 + Br2
Ø
Air laut diasamakan
dengan H2SO4 encer dan direaksikan dengan klor,
penambahan asam dilakukan agar tidak terjadi hidrolisis. Dengan penghembusan
udara diperoleh volume yang cukup besar yang mengandung brom kemudian dicampur
dengan SO2 dan uap air.
SO2 +
Br2 + H2O → 2 HBr + H2SO4
Kemudian
direaksikan dengan Cl2
2 HBr + Cl2
→2 HCl + Br2
Penyulingan dengan KBr
dapat menghilangkan klor dan dengan penambahan KOH dapat menghilangkan I2.
Cl2 + 2
KBr →2 KCl + Br2
I2 + OH-
→I- + OI- + H2O
Ø
Air laut mengandung ion
bromida (Br-) dengan kadar 8 x 10-4.dalam 1 liter air
laut dapat diperoleh 3 kilogram bromin (Br2). Campuran udara
dan gas Cl2 dialirkan melalui air laut. Cl2 akan mengoksidasi Br- menjadi Br.
Udara mendesak Br2 untuk keluar dari larutan.
2Br-(aq)
+ Cl2(g) → Br2(l) + 2 Cl-
(aq)
Br2 dalam
air dapat mengalami hidrolisis sesuai reaksi.
Br2(aq)
+ H2O(aq) → 2 H+(aq)
+ Br-(g) + BrO-(aq)
Untuk mencegah
hidrolisis, kesetimbangan akan digeser ke kiri dengan penambahan H+
Ø
Dibuat dari air laut
atau air yang mengandung garam-garan bromida. Pada pH 3,5. Br2 yang
terbentuk diserap oleh larutan Na2CO3 sehingga dihasilkan
campuran NaBr dan NaBrO3. jika diasamkan dan didestilasi akan
didapat Br2 yang larut dalam air
5 HBr(aq)+HBrO3(aq) → 3Br2(g)+3H2O(l)
4. Yod (I2)
a)
Garam chili mengandung NaIO3 0,2 %
Setelah mengkristalkan
NaNO3, filtrat yang mengandung IO-3 di tambah
NaHSO3 lalu di asamkan.
2NaIO3(s)
+ 5NaHSO3(aq) → 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(s)
+ H2O(aq) + I2(g)
atau
2IO3-
+ 5HSO3- → 5SO42- + 3H+
+ H2O +I2
Endapan
I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.
b)
Dari lumut laut dengan cara dikeringkan dan dibakar, selanjutnya diekstraksi
dengan air. Larutan yang mengandung iodida ini akan menghasilkan yod, bila
ditambah asam sulfat dan mangan dioksida serta didestilasi.
B.
Pembuatan Dalam Skala Laboratorium
Di laboratorium,
zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang biasanya digunakan untuk
eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang
sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi
terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2
dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2
atau KMnO2 ditambahkan H2SO4
pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
2X- + MnO2
+ 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4-
+ 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O
1. Flour
Senyawa HF dapat dibuat
juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF) dengan asam sulfat
pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksiberikut :
2NaF
+ H2SO4 →Na2SO4 + 2HF
2. Klorin
Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :
Proses Weldon
Dengan memanaskan
campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
MnO2(s) + 2H2SO4(aq)
+ 2 NaCl(s) → Na2SO4(aq)
+ MnSO4(aq) + 2H2O(aq) + Cl2(g)
Mereaksikan
CaOCl2 dan H2SO4
CaOCl2(aq) + H2SO4(aq) →
CaSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)
Mereaksikan KMnO4 dan HCl
KMnO4(s) + HCl(aq) → 2KCl(aq)
+ MnCl2(aq) + 8H2O(aq) + 5Cl2(g)
Proses untuk
medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan natrium klorida
pekat(br in e) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan H2
serta OH pada katode.
Anoda
: 2 Cl-
→ Cl- + 2 e-
Katoda
: 2 H2O + 2 e-
→ H2 + OH-
+
2 Cl- + 2 H2O → Cl2
+ H2 + 2 OH-
Senyawa HCl
dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (CaCl2)
dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksi berikut
CaCl2(s)
+ H2SO4(aq) → CaSO4(aq)
+2HCl(aq)
3. Brom
Dalam skala
laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
Proses untuk
mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam bromin dengan zat
pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2 agar tidak
mengoksidasi ion klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2Br(s)
+ Cl2(g) → Br2(s) + 2Cl(g)
Mencampurkan
CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2(s)
+ H2SO4(aq) → CaSO4(aq)
+ H2O(aq) + Cl2(g)
Cl2(g)
+ 2Br-(s) → Br2(s) +
2Cl-(g)
Mencampurkan
KMnO4 dan HBr pekat.
2KMnO4(s)
+ 16HBr(l) → 2KBr(aq)
+ 2MnBr2(aq) + 8H2O(aq)
+ 5Br2(g)
Mencampurkan
bromide, H2SO4, dan MnO2.
2NaBr(s)
+ H2SO4(aq) + MnO2
(s) → Na2SO3(aq) + Br2(g)
+ H2O(aq)
katalis
Ø
Senyawa HBr biasanya
dibuat dengan pereaksi H3PO4.
3NaBr(s) + H3PO4(aq)
→ Na3PO4(aq) + 3HBr(aq)
Ø
Senyawa HBr tidak dapat
dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena Br-
akan dioksidasi oleh H2SO4.
2NaBr(s)
+ H2SO4(aq) → Na2SO3(aq)
+ Br2(g) + H2O(aq)
4. Iodin
Unsur iodin dapat
dibuat dengan cara sebagai berikut :
Iodin diperoleh dari
elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses untuk mendapatkan
klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat adalah dengan
penambahan zat pereduksi natrium bisulfit, NaHSO3, dengan reaksi
sebagai berikut :
2NaIO3(s) + 5NaH2SO3(aq)
→ 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq)
+ H2O (aq) + I2(g)
Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya
saja bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HI tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat
karena I- akan dioksidasi oleh H2SO4.
MgI2(s)
+ H2SO4(aq) →
MgSO3(aq) + I2(g) +
H2O(aq)
Senyawa HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4
3MgI2(s)
+ 2H3PO4(aq) →
Mg3(PO4)2(aq) + 6HI(aq)
1.6 Kegunaan dan Bahaya Halogen
a
Kegunaan
1. Flour
Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai
penguat gigi
NaF sebagai pengawet kayu dari serangga
Gas F2 dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar
reaksi nuklir
CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
Teflon sebagai plastik
tahan panas
2.
Chlor
Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro)
pembunuh kuman yang dapat menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
NaCl sebagai garam dapur
KCl untuk pupuk
NH4Cl sebagai elektrolit pengisi batu baterai
NaClO sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna
Ca(OCl)2 atau kaporit sebagai desinfektan pada air
ZnCl2 sebagai bahan pematri atau solder
PVC (Polivinil klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
KClO3 digunakan dalam industri korek api.
3. Brom
NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf
AgBr untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
CH3Br sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran
C2H4Br2 ditambahkan pada bensin agar timbal
dalam bensin tidak mengendap, karena diubah menjadi PbBr2
4. Yodium
I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
KIO3 sebagai tambahan yodium dalam garam dapur
I2 digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung
NaI ditambahkan garam
dapur untuk mengurangi kekurangan yodium
b. Bahaya
1. Flour
·
Fluorida memiliki racun
yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia sangat
berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung
dengan kulit.
·
Adanya komponen fluorin
dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada
gigi.
·
Dalam bentuk fluorine,
zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-daun
sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut
dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.
2. Klor
·
Menurut para ahli,
kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat,
maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat
mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat
bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel
tubuh yang melindungi paru-paru.
·
Klor dapat mengganggu
pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit
dan bersifat sangat beracun.
·
CFC (Chloro Fluoro
Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon.
·
Kloramina, NH4Cl
zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
·
Kloroform CHCl3,
yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat
menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau
karsiogenik (menimbulkan kangker).
3. Brom
·
Dalam bentuk cairan zat
ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya
menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
·
Ketika brom tumpah ke
kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya
kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan
selama menanganinya.
·
Timbal bromida yang
terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang mudah
menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4. Iodin
·
Kristal iodin dapat
melukai kulit
·
Uapnya dapat melukai
mata dan selaput lendir
·
Pada saat ini dikenal
suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky “
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan
yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko
kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan
yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000
bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Di
antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan
menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam
kehidupannya.
·
Efek yang sangat
dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar
tiroid di daerah leher.
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dalam
Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII
A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani., yaitu halo genes
yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat
bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur
nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan
secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan halogen merupakan golongan
yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan
halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena
kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan
bebas dialam, karema sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu
bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk
mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan
pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom
unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion
bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang
terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen
digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk
ion negatif. Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur
yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur
Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “
Film CharLes Bronson Idaman ATi” .
Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan
bertambahnya jari-jari atomnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hizkia. 2001.
Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : Citra Aditya Bakti hlm (68-85)
Farida,
Ida. 2009. Kimia Anorganik I. Pend. Kimia Fak. Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Hlm (117-126)
Keenan, dkk. 1984.
Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga. hlm (228-245)
Yunita. 2009. Panduan
Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung : Insan Mandiri
Website
http://www.rajman.co.cc/2010/09/karakteristik-unsur-halogen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar