Jumat, 17 Agustus 2012

Sejarah Halogen


PENDAHULUAN


 Latar Belakang

Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np. Istilah  halogen  berasal dari kata ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani., yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Unsur halogen terdiri atas flour, klor, brom, yod dan astatin. Di dalam kehidupan sehari - hari unsur halogen banyak digunakan, contohnya : CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC, KCl untuk pupuk, NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf, I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi.
Dari uraian di atas, kami menjadi tertarik untuk membuat makalah dengan judul “HALOGEN”.
Rumusan Masalah
1.      Pengertian Halogen ?
2.      Sejarah Halogen ?
3.      Kelimpahan Unsur Halogen Di Alam ?
4.      Sifat-Sifat Unsur Halogen ?
5.      Reaksi – Reaksi Pembentukan Senyawa Halogen ?
6.      Cara Pembuatan Unsur-Unsur Halogen ?
7.      Kegunaan dan Bahaya Halogen ?














BAB I
PEMBAHASAN

1.1            Pengertian dan Sejarah Halogen

A.    Pengertian Halogen

Apa Itu Halogen? Halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani. Halos yang berarti garam; dan genes yang berarti pembentuk, dengan demikian, halogen adalah pembentuk garam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halide. Unsur-unsur halogen akan menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Pada tabel periodik halogen berada pada golongan VIIA, mempunyai elektron valensi 7 pada [ns]2[np]5. Semua unsur halogen memiliki warna dan pada suhu kamar mempunyai wujud yang berbeda-beda. Kelompok halogen terdiri dari: 
      Fluor (F),
      Klor (Cl),
      Brom (Br),
      Iodium (I),

B.     Sejarah Halogen

Berikut ini sejarah ditemukannya unsur-unsur halogen:
penemu fluor
Georgius Agricola
Pada tahun 1529 georgius menemukan unsur fluor pada penggunan fluks atau bahan yang di gunakan untuk pengaliran logam atau mineral.
georgius Agricola
Schwandhard
Tahun 1670 schwandhard menemukan bahwa fluorspar yang dicampur acid akan menyebabkan kaca rusak Karl Scheele dan tokoh kimia terkemuka lainya, termasuklah Humphry Davy, Gay-Lussac, Antoine Lavoisier, dan Louis Thenard semuanya pernah menjalankan eksperimen dengan asid hidrofluorik, Ia kemudiannya mesadari bahwa asid hidrofluorik mengandung unsur yang tidak pernah diketahui. Unsur ini tidak pernah diasingkan bertahun-tahun lamanya karena sifatnya yang sangat reaktif
Henri Moissan

Akhirnya pada tahun 1886 fluorin mulai diperkenalkan oleh Henri Moissan setelah usaha yang berterusan selama hampir 74 tahun. ini merupakan usaha yang mengorbankan kesehatan dan juga kehidupan untuk Moissan, yang akhirnya dia (Moissan,red) mendapat Anugerah Nobel pada tahun 1906 untuk bidang kimia.

fluorin bentuk unsur dari asid hidrofluorik adalah sangat berbahaya, yang pernah membunuh atau membutakan beberapa ahli penelitian, dalam percobaan awal kajian halogen ini. Orang-orang ini diberi gelar sebagai “Korban Fluorin”.
keberadaan dialam untuk masing-masing halogen:
  1. Fluor
Fluor merupakan unsur paling elektronegatif dan reaktif. Pertama kali diisolasi pada tahun 1886 oleh Maisson. Ditemukan dalam mineral fluorspar atau fluorit CaF2, Kristal transparan : yang tidak berwarna, akan berwarna kebiruan jika terkena sinar, sifat ini juga disebut “fluoresen”. Fluospar digambarkan sebagai fluor ( yang berati mengalir ), karena zat ini melebur dan bergerak pada suhu 1330°c. mineral lain yang mengandung fluor ndalam klorit Na3AlF6 dan apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2.
  1. Klor
Klor ditemukan oleh Schecle pada tahun 1774 sebagai senyawa asam klorida dan dinamai oleh Davi pada tahun 1810 sesuai dengan warnanya ( cloros:kuning hijau ) yang menyatakan bahwa klorin benar-benar unsur baru, bukan senyawa asam yang mengandung oksigen. Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat dalam air laut.
  1. Brom
Brom ditemukan oleh Ballard pada tahun 1826 ( bromos : berbau busuk ). Brom terdapat sebagai bromide, sebagai garam magnesium dan garam logam alkali dalam air laut. Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit AgBr.
  1. Iodium
Iodium diemukan oleh Courtois pada tahun 1812. Di alam ditemukan sebagai iodide dalam air laut ( air asin ), ganggang laut, dan 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan dialam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan.Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air.Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.




1.2        Kelimpahan Unsur Halogen Di Alam

Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Halida.

 Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).

Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling banyak adalah NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut : 0,53 M Cl­- ; 8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M I-.

Klorin ditemukan di alam sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.

Iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garan (NaIO3) di daerah Chili, Amerika Serikat. Iodin yang ditemukan dalam senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air diwatudakon ( Mojokerto).
Selain di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh manusia. Ion clorida merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan ekskresi. Ion iodida terdapat dalam kelenjar tiroid. Ion flourida merupakan komponen pembuat bahan perekat flouroaptit [Ca5(PO­4)3F] yang terdapat pada lapisan email gigi.












1.3        Sifat-Sifat Unsur Halogen
a. Tabel Sifat Fisik Halogen

No
Sifat
Flour
Klor
Brom
Yod
1.
Nomor Atom (Z)
9
17
35
53
2.
Konfigurasi Elektron
[He] 2s2 2p5
[Ne] 3s2 3p5
[Ar] 3d10 4s2 4p5
[Kr] 4d10 5s2 5p5
3.
Masa Atom relatif
19
35,5
80
127
4.
Titik Cair (°C)
-220
-101
-7
114
5.
Titik Didih (°C)
-188
-35
59
184
6.
Kerapatan (g/cm3)
1,69 x 10-3
3,21 x 10-3
3,12
4,93
7.
Energi Pengionan Tingkat Pertama (Kj/ mol)
1681
1251
1140
1008
8.
Afinitas Elektron (Kj/mol)
-328
-349
-325
-295
9.
Keelektronegatifan (Skala Pauling)
4,0
2,0
2,8
2,5
10.
Potensial Reduksi Standar (Volt)
2,87
1,36
1,06
0,54
11.
Jari-Jari Kovalen (Å)
0,64
0,99
1,14
1,33
12.
Jari-Jari Ion (X-) (Å)
1,19
1,67
1,82
2,06
13.
Energi Ikatan (Kj/mol)
155
242
193
151
14.
Energi Ionisasi
1680
1260
1140
1010
15.
Warna
Kuning Muda
Hijau Kekuningan
Merah Kecoklatan
Ungu
16.
Fasa
Gas
Gas
Cair
Padat
Sifat-sifat fisik halogen berubah secara berangsur-angsur dari atas ke bawah dalam satu golongan.



b. Sifat kimia Halogen

1.      Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan halogen  F > Cl > Br > I,  kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari atom.
      Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron. ( F > Cl > Br > I )
      Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )
      Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )

v  Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
v   Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan dengan Klor.
v  Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.










2.      Kelarutan

      Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
      2F2(g) + 2H2O(l)   → 4HF(aq) + O2(g)
      Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) →  KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

3.      Titik didih dan titik lebur

Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.

4.      Daya Oksidasi

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- →  2F-                Eo = +2,87 Volt 
Cl2 + 2e-  → 2Cl-             Eo = +1,36 Volt
Br2 + 2e-  →2Br-              Eo = +1,06 Volt
I2 + 2e-  → 2I-                 Eo = +0,54 Volt
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi terkecil.
         Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
         Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.








5.      Reaksi Pendesakkan

Berlangsungnya suatu reaksi tidak hanya ditentukan oleh potensial sel. Tetapi, berlangsung tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen. Halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Contoh:  F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
2 Br- + Cl2  → Br2 + 2 Cl
Br2 + 2I- →  Br- + I2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
I2 + Br- → (tidak bereaksi)

6.      Sifat asam

Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.
a.  Asam halida (HX)
Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan berbau menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI
Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr)  dan ikatan antar molekul :
  • Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
  • Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
  • Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr > HCl
Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
c.  Asam Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya :
X2O + H2O  →  2HXO
X2O3 + H2O →   2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O →  2HXO4

Biloks Halogen
Oksida Halogen
Asam Oksilhalida
Asam Oksilklorida
Asam Oksilbromida
Asam Oksiliodida
penamaan
+1
X2O
HXO
HClO
HBrO
HIO
Asam hipohalit
+3
X2O3
HXO2
HClO2
HBrO2
HIO2
Asam halit
+5
X2O5
HXO3
HClO3
HBrO3
HIO3
Asam halat
+7
X2O7
HXO4
HClO4
HBrO4
HIO4
Asam perhalat
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
asam terkuat dalam asam oksil halida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)

1.4  Reaksi – reaksi Pembentukan Senyawa Halogen

Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2 → SnCl4
Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4

Halida logam yang terbentuk bersifat ionik  jika energi ionisasina rendah dan logamnya memiliki biloks rendah. Hamper semua halide bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah AlCl3.


b.      Reaksi dengan hidrogen

Halogen berikatan dengan hidrogen untuk membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 → 2HX (X mewakili satu-satu halogen)
Kereaktifan ikatan berkurang apabila semakin menurun kerana ukuran atom yang semakin besar. Hidrogen klorida meletup jika terkena sinaran ultraviolet tetapi H dan Br hanya akan berikatan dengan perlahan . Iodin juga akan berikatan dengan H jika diberikan energi, namun ikatan ini tidak lengkap.

F2 + H2  → 2HF        (bereaksi kuat di tempat gelap)
Cl2 + H2 →  2HCl      (bereaksi di tempat terang)
Br2 + H2 →   2HBr      (bereaksi pada suhu 500oC)
I2 + H2  → 2HI        (bereaksi  dengan pemanasan katalis Pt )
Corak kereaktifan ini dapat diterangkan dengan dua cara. Pertama, melalui ukuran atom halogen. Oleh kerana semua halogen berikatan dengan hidrogen, maka ukuran hidrogen adalah tetap. Semakin kebawah, ukuran atom semakin besar dengan pertambahan petala. Hal ini menyusahkan inti hidrogen berinteraksi dengan inti halogen untuk membentuk ikatan kovalen.


Halogen bereaksi dengan non-logam membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain. Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3

d.      Reaksi halogen dalam larutan air

Semua halogen larut dalam air dan membentuk asam halida dan asam hipohalida. Fluor bereaksi sempurna dengan air. Berbeda dari Cl2, Br2, dan I2, fluor sangat cepat bereaksi dengan air menghasilkan O2 dan HF, dengan reaksi sebagai berikut:
2F2 (g ) + 2 H2O (l)  →   4 HF (aq) + O2 (g)

Salah satu sifat HF yang paling penting adalah HF dalam bentuk larutan akan bereaksi dengan SiO2 sehingga dalam penyimpanannya harus disimpan dalam plastik teflon dan tidak dalam kaca.
4 HF + SiO2  → SiF4  +  2H2O


Sedangkan halogen lainnya selain larut juga membentuk senyawa asam hipohalit yaitu suatu asam lemah dan asam halida.
Air Khlor   :           Cl2  +  H2O  →   HCL + HClO
Air Brom   :           Br2  +  H2O  →  HBr + HbrO

Iodine tidak dapat larut dalam air sehingga tidak bereaksi.
I2 + H2O –> (tidak bereaksi)
Tetapi I2 larut dalam larutan KI
I2 + KI –> KI3
Brom dan iod dapat larut dalam pelarut non polar, seperti alcohol CCl4, CHCl3, dan CS2.


Reaksi halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida (X-) dan hipohalida (XO-), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat panas menghasilkan halida (X-) dan halat (XO3-). Contoh :
X2 + 2NaOH ( aq, encer) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( aq, pekat) → NaX +NaXO + H2O ( X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 + H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O


f. Reaksi Halogen dengan unsur golongan IV A
          Semua unsur golongan IV A kecuali karbon, dapat bereaksi langsung dengan Halogen membentuk senyawa Halida.

Contoh:
Si(s) + 2Cl2(g) SiCl4

G. Reaksi Halogen dengan unsur golongan V A
          Unsur – unsur Halogen dengan unsur golongan V A, kecuali N2 dapat bereaksi langsung pada suhu kamar.

Contoh:
P4(s) + 6 Cl2(g) → 4PCl3(g)







H. Reaksi Halogen dengan Halogen
          Unsur – unsur Halogen dengan unsur halogen yang lain dapat membentuk senyawa  antar halogen dengan rumus molekul XX’n’ dengan X’ elektronegatif daripada X dan n merupakan bilangan gasal.
Contoh:
          I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)
          I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)
          Br2(g) + Cl2(g) → BrCl(g)

I.          Reaksi Halogen dengan Halida
          Dengan memperhatikan harga potensial elektron dari masing – masing halogen, maka halida akan dapat dioksidasi oleh halogen  yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Harga potensial elektrode halogen sebagai berikut:
          Fe2(g) + 2e- ↔ 2F-(aq)                       E° = +2,87 V
          Cl2(g) + 2e- ↔ Cl-(aq)                        E° = +1,36 V
          Br2(l) + 2e- ↔ 2Br-(aq)                       E° = +1,07 V
          I2(s) + 2e- ↔ 2I-(aq)                           E° = +0,54 V
Perhatikan reaksi berikut:
          2Cl-(aq) + Fe(g) → 2F-(aq) + Cl2
                                                                     E° = +1,51 V (reaksi spontan)
          2Cl-(aq) + Br2(g) Cl2(g) + 2Br-(aq)
                                                    E° = +0,03 V (reaksi tak spontan)
Dari dua reaksi tersebut dapat disimpulkan tentang reaksi antara halida dan halogen sebagai berikut.
          Bila halida direaksikan dengan halogen yang terletak diatas nya dalam sistem periodik unsur, maka halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan halogen . sebalik nya, halogen akan mengalami reduksi menjadi halida.
Akan tetapi hal yang sebalik nya tidak dapat terjadi, sebab reaksi akan mempunyai  potensial reaksi negatif.
         











Senyawa antar halogen

Halogen dapat membentuk empat macam senyawa antar halogen. XX1, XX13, XX15, XX17. senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan langsung unsur-unsur tersebut dalam tabung nikel.contoh senyawa anatar halogen:

No
Senyawa
Fasa
Warna
1.
CIF
gas
Tak berwarna
2.
ClF3
gas
Tak berwarna
3.
ClF5
gas
Tak berwarna
4.
BrF
gas
Berwarna merah
5.
BrF3
cairan
Tak berwarna
6.
BrF5
cairan
Tak berwarna
7.
BrCl
gas
Berwarna merah
8.
IF3
Padatan
Warna kuning
9.
IF5
cairan
Tak berwarna
10.
ICI
cairan
Warna gelap
11.
ICI3
padatan
Kuning
12.
IBr
padatan
Coklat-hitam

Senyawa penting
a.          Senyawa yang bermanfaat sebagai Desinfektan (seperti kaporit)

Yang bisa dijadikan sebagai desinfektan diantaranya adalah kaporit atau kalsium hipoklorit merupakan senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia Ca(OCl)2. Kaporit biasanya digunakan untuk menjernihkan air. Kaporit adalah padatan putih yang siap didekomposisi didalam air untuk kemudian melepaskan oksigen dan klorin. Kalsium hipoklorit memiliki aroma klorin yang sangat kuat.senayawa ini tidak terdapat dilingkungan secara bebas.
Dalam Perang Dunia 1 gas klor digunakan sebagai senjata kimia karena sifatnya yang mengiritasi jaringan saluran pernapasan yang peka di dalam paru – paru. Inilah alasan mengapa uap klor dalam kaporit yang terhirup seringkali memperburuk keluhan asma dan bronkitis, terutama pada anak-anak yang jaringannya masih sangat peka. Penggunakan kalsium hipoklorit utamanya sebagai agen pemutih atau desinfektan. Senyawa ini adalah komponen yang digunakan dalam pemutih komersial, larutan pembersih, desinfektan untuk air minum, sistem pemurnian air dan kolam renang.



Kaporit dapat berinteraksi dengan lingkungan, ketika berada diudara , kaporit akan terdegradasi oleh sinar matahari dan senyawa-senyawa lain yang terdapat diudara. Ketika diair kalsium hipoklorit akan berpisah menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hipoklorit (ClO-). Ion ini dapat bereaksi dengan substansi-substansi lain yang terdapat diair. Kalsium hipoklorit tidak terakumulasi didalam rantai makanan.
Penambahan kaporit ke dalam air akan mengbasilkan senyawa kimia sampingan yang bernama Trihalometana (THM). Senyawa ini banyak diklaim oleh para pakar air di luar negeri sebagai penyebab produksi radikal bebas dalam tubuh ( mengakibatkan kerusakan sel dan bersifat karsinogenik ). Penelitian lain di Hartford, Connecticut, AS menemukan “Wanita dengan kanker payudara rnernpunyai kadar organochlorines (zat sampingan klorinasi) lebih tinggi hingga 50-60% lebih tinggi di dalam jaringan payudaranya dibanding mereka yang tidak mempunyai kanker”.
Efek toksik dari kalsium hipoklorit utamanya bergantung pada sifat korosif hipoklorit. Jika sejumlah kecil dari pemutih (3-6% hipoklorit) tertelan (ingesti), efeknya adalah iritasi pada sistem gastrointestinal. Jika konsentrasi pemutih yang tertelan lebih besar, misalnya hipoklorit 10% atau lebih, efek yang akan dirasakan adalah iritasi korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung dengan pendarahan, perforasi (perlubangan), dan pada akhirnya kematian. Jaringan parut permanen dan penyempitan esofagus dapat muncul pada orang-orang yang dapat bertahan hidup setelah mengalami intoksikasi (mabuk hipoklorit) hebat. Jika gas klorin yang terlepas dari larutan hipoklorit terhirup (inhalasi), efek yang akan muncul adalah iritasi pada rongga hidung, sakit pada tenggorokan, dan batuk. Kontak dengan larutan hipoklorit kuat dengan kulit akan menyebabkan kulit melepuh, nyeri bakar, dan inflamasi. Kontak mata dengan larutan pemutih konsentrasi rendah menyebabkan iritasi ringan, tetapi tidak permanen. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan luka mata parah. Pajanan hipoklorit dalam level rendah pada jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit. Belum diketahui apakah pajanan klorin memiliki efek pada kemampuan reproduksi. International Agency for research on Cancer (IARC) telah menetapkan bahwa garam hipoklorit tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik terhadap manusia. Anak-anak mungkin terpajan kalsium hipoklorit dengan jalur yang sama dengan orang dewasa. Tidak diketahui apakah anak-anak berbeda dengan orang dewasa terkait dengan suseptibilitasnya terhadap kalsium hipoklorit. Secara umum, anak-anak dapat lebih berisiko terhadap bahan korosif daripada orang dewasa. Belum diketahui juga apakah kalsium hipoklorit dapat menyebabkan cacat lahir atau efek pada perkembangan tubuh lainnya.







b.      Senyawa yang berbahaya bagi lingkungan
Ø  CFC
CFC atau klorofluoro karbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin terikat padanya.
CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Dengan demikian zat ini memiliki banyak kegunaan. CFC digunakan sebagai pendingin, bahan bakar untuk aerosol, untuk menghasilkan plastic busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai, dan sebagai pelarut untuk pembersih keringan dan untuk tujuan-tujuan minyak.

v  Kegunaan CFC
Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti:
§  Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)
CFC yang digunakan pada alat pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan freon yang digunakan sebagai pendingin.
§  Media pendingin di lemari es
Sama halnya seperti AC, pada kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun tidak berpengaruh terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini menggunakan lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.
§  Bahan pelarut
CFC yang terdapat pada bahan pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai pelarut untuk pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.
§  Bahan dorong
CFC digunakan sebagai bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot pengharum ruangan, penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).
§  Proses pembuatan plastik
untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai



Selain itu CFC juga banyak digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa), sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan.
Selain memiliki banyak kegunaan, CFC juga dapat merusak lingkungan. CFC dapat merusak lapisan ozon, pada lapisanatmosfir yang tinggi ikatan C-Cl akan terputus menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal ini yang merusak ozon. CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC misalnya, memiliki potensi pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang molekul karbondioksida.
Dalam kurun waktu 5 tahun , CFC bergerak naik secara perlahan kedalam stratosfer (10 km – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV yang kemudian membebaskan atom klorin. Atom klorin dapat menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global dapat dikurangi dengan cara melakukan reboisasi di tempat sekitar kita.

§  CCl4
CCl4 atau karbontetraklorida atau tetraklorometana, banyak digunakan dalam sintesis kimia organik. Dulunya karbontetraklorida juga digunakan dalam pemadam api dan refigerasi, namun sekarang sudah ditinggalkan. Pada keadaan standar (suhu kamar) CCl4 adalah cairan tak berwarna dengan bau yang manis yang dapat dideteksi pada tingkat rendah. Karbontetraklorida merupakan cairan bening yang sangat mudah menguap, kebanyakan karbontetraklorida yang lolos ke lingkungan karena itu ditemukan sebagai gas. Karbontetraklorida ini tidak mudah terbakar.
Karbontetraklorida lazim dipakai sebagai penginduksikerusakan hati. Dimasa lalu, karbontetraklorida secara luas digunakan sebagai cairan pembersih, dalam industry dan perusahaan dry cleaning sebagai agen pembersih, dan dalam rumah tangga sebagai spot remover untuk pakaian, mebel dan karpet. Karbontetraklorida tidak terjadi secara alami, tetapi telah diproduksi dalam jumlah untuk membuat cairan pendingin dan propelan untuk kaleng aerosol.
Hati sangat sensitive terhadap CCl4, untuk kesehatan. Pada kasus ringan, hati menjadi bengkak dan sakit, dan lemak menumpuk di dalam organ. Pada kasus uang parah, sel-sel hati mungkin rusak atau hancur, menyebabkan penurunan fungsi hati. Efek tersebut biasanya reversibel sudah terlalu tinggi atau terlalu lama.
Ginjal juga sensitif terhadap karbontetraklorida. Kurang urin dapat terbentuk. Yang mengarah ke penumpukan air dalam tubuh (terutama di paru-paru) dan penumpukan produk-produk limbah dalam darah. Gagal ginjal sering menjadi penyebab utama kematian pada orang yang meninggal setelah terpapar sangat tinggi untuk karbontetraklorida.
Pencegahan dilakukan dengan memberikan antioksidan untuk antioksidan untuk meredam reaksi berbahaya senyawa toksik CCl4.




1.5  Cara Pembuatan Unsur-Unsur Halogen

A.     Pembuatan Dalam Industri

1.      Flour (F2)

Flourin diperoleh melalui metode Moisson yaitu proses elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wadah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentuk akan menoksidasinya.
        2 HF(l)      elektrolisis          H2 (g) + F2 (g)

Katode (baja)        : 2H+ (aq) + 2e- →  H2(g)
Anode (karbon)     : 2F-(aq)  → F2(g)  + 2e-

2.      Klor (Cl2)

                Proses Downs yaitu elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair). Sebelum dicairkan, NaCl dicampurkan dahulu dengan sedikit NaF agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC.
Katode : Na+ 2e-  →  Na
Anode  : 2Cl-  →  Cl2 + 2e-
Untuk mencegah kontak (reaksi) antara logam Na dan Cl2 yang tebentuk, digunakan diafragma lapis dan besi tipis.
          


      Proses Gibbs (proses klor-alkali) yaitu elektrolisis larutan NaCl.
Anoda: karbon, katoda: baja berpori, dan dinding pemisah diafragma dari asbes. Disebut sel Nelson.
                                                   2 NaCl → 2 Na+ + 2 Cl-

Kat (baja berpori)        :  2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
       Anoda (karbon)          :  2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e- + 2 NaCl + 2H2O → 2 NaOH + H2 +  Cl2(g)
                                           
                Proses Deacon
Oksidasi gas HCl yang mengandung udara dengan menggunakan katalis tembaga.
Reaksi  :4HCl (aq) + O2(g) → 2H2O(aq)+ 4Cl-(g)
Berlangsung pada suhu ± 430oC dan tekanan 200 atm. Hasil reaksinya tercampur ± 44% N2.

3.      Brom (Br2)

Ø  Dalam proses industri, bromine dibuat dengan cara mengalirkan gas klorin ke dalam larutan bromide.
       Reaksi : Cl2(g)  + 2Br- (aq) → Br2(aq)   + 2Cl-(g)

Ø  Dalam ekstra KCl dan MgCl2 dari carnalite terdapat MgBr2 0,2%
MgBr2 + Cl2  → MgCl2 + Br2

Ø  Air laut diasamakan dengan H2SO4 encer dan direaksikan dengan klor, penambahan asam dilakukan agar tidak terjadi hidrolisis. Dengan penghembusan udara diperoleh volume yang cukup besar yang mengandung brom kemudian dicampur dengan SO2 dan uap air.
SO2 + Br2 + H2O → 2 HBr + H2SO4
Kemudian direaksikan dengan Cl2
2 HBr + Cl2  →2 HCl + Br2
Penyulingan dengan KBr dapat menghilangkan klor dan dengan penambahan KOH dapat menghilangkan I2.
Cl2 + 2 KBr  →2 KCl + Br2
I2 + OH-  →I- + OI- + H2O

Ø  Air laut mengandung ion bromida (Br-) dengan kadar 8 x 10-4.dalam 1 liter air laut dapat diperoleh 3 kilogram bromin (Br2). Campuran udara dan gas Cl2 dialirkan melalui air laut. Cl2 akan mengoksidasi Br- menjadi Br. Udara mendesak Br2 untuk keluar dari larutan.
2Br-(aq) + Cl2(g)Br2(l) + 2 Cl- (aq)
Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis sesuai reaksi.
Br2(aq)  + H2O(aq)   → 2 H+(aq)  + Br-(g)  + BrO-(aq)
Untuk mencegah hidrolisis, kesetimbangan akan digeser ke kiri dengan penambahan H+

Ø  Dibuat dari air laut atau air yang mengandung garam-garan bromida. Pada pH 3,5. Br2 yang terbentuk diserap oleh larutan Na2CO3 sehingga dihasilkan campuran NaBr dan NaBrO3. jika diasamkan dan didestilasi akan didapat Br2 yang larut dalam air
            5 HBr(aq)+HBrO3(aq)3Br2(g)+3H2O(l)           







4.       Yod (I2)

a)      Garam chili mengandung NaIO3 0,2 %
Setelah mengkristalkan NaNO3, filtrat yang mengandung IO-3 di tambah NaHSO3 lalu di asamkan.
2NaIO3(s) + 5NaHSO3(aq)  → 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(s) + H2O(aq) + I2(g)
atau
2IO3- + 5HSO3- → 5SO42- + 3H+ + H2O +I2
Endapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.

b)      Dari lumut laut dengan cara dikeringkan dan dibakar, selanjutnya diekstraksi dengan air. Larutan yang mengandung iodida ini akan menghasilkan yod, bila ditambah asam sulfat dan mangan dioksida serta didestilasi.

B.     Pembuatan Dalam Skala Laboratorium

Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang biasanya digunakan untuk eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O
10X- + 2MnO4- + 16H+  → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O

1.      Flour
Senyawa HF dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksiberikut :
2NaF + H2SO4  →Na2SO4 + 2HF

2.      Klorin
      Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :
  Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
            MnO2(s)  + 2H2SO4(aq)  + 2 NaCl(s)   → Na2SO4(aq)  + MnSO4(aq)  + 2H2O(aq) + Cl2(g)

  Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4
                        CaOCl2(aq)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  + H2O(aq)  + Cl2(g)

  Mereaksikan  KMnO4 dan HCl
                        KMnO4(s)  + HCl(aq)   → 2KCl(aq)  + MnCl2(aq)  + 8H2O(aq)  + 5Cl2(g)

  Proses untuk medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan natrium klorida pekat(br in e) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan  H2 serta OH pada katode.
Anoda       :  2 Cl-                →  Cl- + 2 e-
Katoda      :  2 H2O + 2 e-              →  H2  + OH-             +
                   2 Cl- + 2 H2O   →  Cl2 + H2 + 2 OH-

  Senyawa HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (CaCl2) dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksi berikut
CaCl2(s)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  +2HCl(aq)

3.      Brom
Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :

  Proses untuk mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam bromin dengan zat pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2 agar tidak mengoksidasi ion klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2Br(s)  + Cl2(g)  → Br2(s)  + 2Cl(g)  

  Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2(s)  + H2SO4(aq)   → CaSO4(aq)  + H2O(aq)  + Cl2(g)
Cl2(g)  + 2Br-(s)   → Br2(s)  + 2Cl-(g)

  Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
2KMnO4(s)   + 16HBr(l)   → 2KBr(aq)   + 2MnBr2(aq)   + 8H2O(aq)   + 5Br2(g)  

  Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO­2.
2NaBr(s)   + H2SO4(aq)   +  MnO2 (s)   → Na2SO3(aq)   + Br2(g)  + H2O(aq)  
                                     katalis
Ø  Senyawa HBr biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.
           3NaBr(s)   + H3PO4(aq)    → Na3PO4(aq)   + 3HBr(aq)  
Ø  Senyawa HBr tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena Br-  akan dioksidasi oleh H2SO4.
2NaBr(s)   + H2SO4(aq)    → Na2SO3(aq)   + Br2(g)   + H2O(aq)  







4.      Iodin
Unsur iodin dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :
                  Iodin diperoleh dari elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses untuk mendapatkan klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat adalah dengan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit, NaHSO3, dengan reaksi sebagai berikut :
            2NaIO3(s)   + 5NaH2SO3(aq)    → 3NaHSO4(aq)   + 2Na2SO4(aq)   + H2O (aq)  + I2(g)  

         Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya saja bromida diganti dengan iodida.

         Senyawa HI tidak dapat dibuat  dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena  I- akan dioksidasi oleh H2SO4.
MgI2(s)    + H2SO4(aq)     → MgSO3(aq)    + I­2(g)    + H2O(aq)   

         Senyawa  HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4
3MgI2(s)    + 2H3PO4(aq)     → Mg3(PO4)2(aq)    + 6HI(aq)   

1.6  Kegunaan dan Bahaya Halogen

a     Kegunaan

1.      Flour
            Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai penguat gigi
            NaF sebagai pengawet kayu dari serangga
            Gas F2 dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar reaksi nuklir
            CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
*      Teflon sebagai plastik tahan panas
*       
2.      Chlor
            Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro)  pembunuh kuman yang dapat menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
*             NaCl sebagai garam dapur
*        KCl untuk pupuk
            NH4Cl sebagai elektrolit pengisi batu baterai
            NaClO sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna
            Ca(OCl)2 atau kaporit  sebagai desinfektan pada air
            ZnCl2 sebagai bahan pematri atau solder
            PVC (Polivinil klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.
            KClO3 digunakan dalam industri korek api.


3.      Brom
            NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf
            AgBr untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
            CH3Br sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran
            C2H4Br2 ditambahkan pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena diubah menjadi PbBr2


4.      Yodium
            I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
            KIO3 sebagai tambahan yodium dalam garam dapur
            I2 digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung
*      NaI ditambahkan garam dapur untuk mengurangi kekurangan yodium
*       
b. Bahaya

1.         Flour
·         Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung dengan kulit.
·         Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
·         Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.

2.         Klor
·         Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.
·         Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
·         CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon.
·         Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
·         Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau karsiogenik (menimbulkan kangker).
3.         Brom
·         Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
·         Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
·         Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.
·         Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
          
4.         Iodin
·         Kristal iodin dapat melukai kulit
·         Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
·         Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit yang dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
·         Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.














BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dalam Sistem Periodik Unsur, halogen merupakan golongan yang berada pada golongan VII A, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np. Istilah  halogen  berasal dari ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani., yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam  yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karema sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom  lain atau dengan  menggunakan  pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom  unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan  membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk  ion negatif. Golongan  halogen  terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “ Film CharLes Bronson Idaman ATi” . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.
















DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hizkia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : Citra Aditya Bakti hlm (68-85)

Farida, Ida. 2009. Kimia Anorganik I. Pend. Kimia Fak. Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Hlm (117-126)

Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta : Erlangga. hlm (228-245)

Yunita. 2009. Panduan Pengelolaan Laboratorium Kimia. Bandung : Insan Mandiri



Website





http://www.rajman.co.cc/2010/09/karakteristik-unsur-halogen.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar